May 26, 2012

An Inspiring Movement from one of my Beloved Friends

An Inspiring Movement from one of my Beloved Friends: 
     
Hijab 101

Assalammualaikum. It’s been a while since I didn’t write a blog. Belum ada inspirasi.. XD

Alhamdulillah pas kemarin ngobrol-ngobrol di twitter hari minggu, liat salah satu account buatan temen saya namanya 101 Hijab. Kenapa saya bilang an Inspiring Movement?

Sebenernya apa sih Hijab 101 itu? 

Hijab 101 adalah komunitas social yang bertujuan untuk membantu sesama muslimah. Terutama muslimah yang kurang mampu dan baru berhijab.
Muslimah yang membutuhkan teman seperjalanan dalam Hijab Journey-nya, perjalanan yang tidak pernah mudah dan rentan menyerah,
Hijab 101 akan memberikan starter pack yang berisi kerudung, iner, dan aksesoris hijab untuk para muslimah memulai perjalanannya.
Hijab 101 akan berusaha menghimpun dana donasi dan dana melalui #1Paris1Moslemah dan menyalurkannya pada yang berhak.

Tujuan utama dari Hijab 101 adalah memberikan “hijab starter pack” untuk para muslimah yang baru saja menggunakan hijab.

Let me share my own story, waktu pertama kali berjilbab..
Kenapa saya bilang gerakan ini inspiring dan membantu banget? Saya inget pertama kali saya memulai perjalanan hijab saya itu waktu tahun 2007, saya kuliah semester 3. Bukan memulai di rumah, tapi di salah satu kamar kos temen saya. Saya memberitahukan niat saya ini ke orang tua via telepon, reaksi pertama mereka adalah: kamu yakin sudah siap menutup semuanya? Yakin siap untuk tidak tergoda belanja baju yang aneh-aneh lagi? Karena berjilbab itu bukan cuma fisik yang ditutupi tetapi juga hati.
Saya lupa waktu itu jawaban saya apa, tapi entah kenapa saya yakin memang saya ingin berHijab. Sebulan pertama hanya satu hijab yang saya pakai yaitu Bergo berwarna Hitam polos bahan kaos. Dan saya mengakali pakaian saya dengan cardigan warna hitam juga! Can u imagine how plain and boring my style? Don’t imagine that! Karena dulu saya keseringan pakai warna hitam, sekarang saya sama sekali gak punya 1 helai pun kerudung warna hitam. Hahaahha..
Saya sempet stress, gimana ya, saya adalah orang yang menyukai warna. Any color, menurut saya semua warna itu cantik! Tapi saya gak punya kepercayaan diri untuk mencoba banyak warna untuk bulan-bulan pertama saya ber Hijab. Semua orang yang saya lihat rata-rata menggunakan warna-warna tanah dengan gaya yang hampir sama. 

Bukankah berHijab itu memang menutupi seluruh fisik dan menghindari “tatapan” orang banyak?
Memang, tapi saya merasa warna-warna itu tidak sesuai dengan kepribadian saya. Saya jadi merasa sendu dan kurang bersemangat. Saya inget Hijab bermotif pertama saya adalah 2 helai shawl motif Hijau Mint-Pink dan Nuansa Biru kekuningan dijahit rapi dari mamanya Putri Athya (Founder Hijab 101) bahannya halus, tapi berhubung waktu itu saya masih minim banget pengalaman berhijabnya, saya bingung harus diapain shawl ini ya? Akhirnya nongkrong masih aja gitu di lemari saya..
Makin kesini saya makin paham jenis-jenis bahan Hijab, dan salah satu favorite saya adalah Bahan Paris. Lotsa color, easy to use, gak gampang lecek, dan harga terjangkau, dulu jaman kuliah belanja hijab di Rabbani itu sudah mewah banget! Bayangin saja 1 kerudung bisa berkisar antara 50-100rb, bisa buat biaya makan 1 minggu. Sampai sekarang saya pun hanya memiliki 1 helai kerudung Rabbani, karena masih berfikir harganya terlampau mahal untuk kantong saya.
Kalau diperhatikan, berbahagialah perempuan – perempuan berhijab sekarang ini, hampir disekeliling kita sudah banyak muncul model jilbab dan ragamnya tinggal disesuaikan dengan kepribadian dan bentuk muka masing-masing, tapi satu hal yang masih membuat saya sedih, kalau diperhatikan lagi, rata-rata baju muslim dengan bahan nyaman dan model sesuai syariah harganya masih diatas 150.000an untuk satu atasan, rok atau celana bawahan berkisar antara 200-500rb, jujur saja harga seperti ini masih tergolong mahal untuk saya, padahal kalau dipikir-pikir Alhamdulillah saya sudah memiliki penghasilan sendiri. 
Lantas muncul pertanyaan.. apakah berhijab sesuai syariah itu sulit? Apakah berhijab dan ingin tetap tampil cantik dan gaya harus mengeluarkan biaya besar? Apakah berhijab hanya untuk wanita-wanita yang mampu saja? Akan ada banyak jawaban untuk semua pertanyaan itu. 

Saya yakin jawaban pertama yang akan keluar adalah, berhijab itu bukan terutama hanya fisik semata tapi yang penting hati. Berhijab itu bukan untuk “dilihat” tapi untuk menutup fisik kita sebagai seorang perempuan muslim. Berhijab itu kewajiban sebagai seorang muslim sebagaimana tercantum di dalam Al-Qur’an. Akan sangat indah jika semua perempuan muslim memiliki pemikiran idealis seperti itu, tapi saya yakin juga kalau untuk mencapai pemikiran seperti itu membutuhkan waktu, untuk belajar dan menerima. 
Dan saya pun yakin di setiap pembelajaran seseorang akan selalu ada batu kerikil yang akan menghambatnya. Menurut saya, Tugas kita sebagai sesama perempuan muslimah adalah mengulurkan tangan dengan sukacita untuk membantu setiap perempuan yang ingin, baru atau masih ragu untuk berhijab. Bukan untuk menyalahkan apakah niat mereka sudah benar atau belum, apakah jilbab mereka sudah sesuai syariah atau belum, apakah kehidupan mereka sehari-hari layak atau tidak layak untuk berhijab. Bukan kita hakimnya, bukan kita pula penilainya,
Apakah dengan bantuan kita tidak akan membuat mereka manja dan bergantung?
Kembali menurut saya, apapun yang disebut “Langkah Pertama” tidaklah mudah. Tidak ada bayi yang bisa langsung berjalan tanpa merangkak dan ditatah, saya yakin niat kita membantu sesama adalah sebagai motivasi untuk mereka. Sebagai pengenalan untuk mereka, dan yang terakhir sebagai ladang amal untuk kita. 
Terakhir, untuk yang merasa ilmu hijabnya sudah banyak, rejekinya berlebih, atau merasa telah cukup mampu untuk membantu teman-teman kita yang baru mulai berhijab share lah ilmu kalian. Dan biarkan kita sama-sama belajar untuk menjadi lebih baik setiap harinya. 

Support Hijab 101, it’s not for them, it’s not for you, but for us, Muslim Women.
Assalammualaikum wr,wb

Contact Hijab 101:
Twitter: @Hijab101
Co-Founder: @ratriips

February 27, 2012

R U M A H.



Tahun ini saya dan AFR punya rencana untuk beli rumah, dari awal lokasinya sudah ditentuin kalau gak di Bekasi ya di Malang, biar deket sama salah satu keluarga, dan berhubung saya kerja di Jakarta dan AFR walaupun dia lagi ada proyek di Probolinggo, tetep meja kerja dia di Cawang, Jakarta Timur. Hehhehe.

Jadi kita berdua focus untuk cari-cari rumah di daerah Bekasi saja, kenapa bekasi? Walaupun saya lahir di Jakarta, tapi menghabiskan hampir seluruh hidup saya selama 17 tahun di Bekasi, (4 tahun di Malang). Jadi sudah familiar banget sama keadaan jalannya dan tata kota Bekasi, istilahnya mau pulang jam 12 malem juga masih ngerti naik kendaraan umumnya apa saja, sudah gitu enaknya tinggal di Bekasi, mereka langsung akses Tol, baik yang ke arah Jakarta maupun yang ke Bandung, jadi cukup strategis kalau mau dibandingkan dengan daerah suburban yang lain macam Depok, Bogor, atau Tangerang. *ini sudut pandang saya loh ya yang sudah cukup lama banget tinggal di Bekasi* 

Rata-rata rumah di Bekasi itu bentuknya kompleks, lokasi inceran pertama saya itu di Mutiara Gading Timur. Ini deket banget sama daerah rumah orangtua saya, system rumahnya ada yang cluster ada yang BTN biasa (ini Cuma istilah saja ya, semuanya sih pasti kerjasamanya sama BTN, tapi kl yg BTN itu bukan cluster, gak tau juga kenapa orang nyebutnya rumah BTN). Ada 1 cluster di dalam Mutiara Gading ini yang saya suka, namanya cluster Sevilla, lokasinya deket sama pintu gerbang utama, 10 menit dari Waterpark, walaupun lumayan jauh dari pasar tapi situasi perumahannya enak banget.
Waktu itu sempet nanya-nanya ke kantor pemasaran, daannnn… hahahahahaa.. uang cicilannya gak masuk di kantong kita, terlalu tinggi. :( akhirnya kita sepakat, sudah lupakan saja cluster itu,
Carii lagiii.. Lokasi kedua, masih di dalam kompleks yang sama di Mutiara Gading Timur, tapi ini yang BTN nya bukan yang cluster, LT nya lumayan 85M2 kalo gak salah, berbatasan langsung dengan jalan kampung, deket banget dengan pasar dan tempat mangkal angkot. (jadi kalau saya pulang malem gampang gitu), dia kasih harga yang lumayan masuk akal, oh iya lupa bilang, ini rumah second, sudah SHM, listrik 1300, PBB lancar, sudah direnovasi menggunakan Bata merah. 

Sebenernya sih saya gak gitu suka sama model rumahnya, tapi harga yang dikasih dan lokasi nya strategis banget, sayang waktu AFR pulang dia belum sempet liat rumahnya, habis sudah malem banget..
ini yang rumah second

Lokasi ke tiga, ini kompleks terakhir yang saya lihat sampai akhir bulan ini, namanya Grand Residence. (lokasinya gak jauh lokasinya dari Bekasi Timur Regency, bisa lewat bantar gebang/Tol Barat, tapi lumayan jauh sih kalau mau lewat Tol Barat. Bisa lewat Tol timur juga, ini lumayan dekat.) 

Huaaaaa.. waktu liat perumahan ini kan hari sabtu pagi ya, yaampuunn!! Lokasinya enak banget, ada danaunya, ada waterparknya juga, ada shuttle bus dari dalam ke pintu gerbang utama, ada tempat penitipan sepeda, dan semuanya model cluster. Walaupun yang LT nya Cuma 60M2 sama pengembangnya tetep di bikin cluster, ini lokasi impian banget, rumah yang saya suka itu di Cluster Tirtayasa, LT 97,5M2. Cicilan perbulannya 1,5jt! 
Ini Dia yang di Cluster Tirtayasa.
Di setiap cluster ada masjid dan taman bermain anaknya, satpam di pintu gerbang cluster ada 3. AFR juga sudah liat foto rumahnya dan dia suka.. TAPIIIIIIIII.. ini dia yang jadi permasalahan utama, kalau pagi angkotnya muter-muter, tolnya pun masih dalam tahap perencanaan, AFR khawatir kalau ambil rumah disitu saya akan susah banget berangkat ke kantornya, belum kalau nanti hamil dan ada apa-apa, jauh dari Rumah Sakit, maklum kita belum punya kendaraan sendiri, dan AFR pun system kerjanya masih bolak-balik proyek, jadi lokasi ketiga ini kurang strategis untuk pengguna angkutan umum macam saya. :( Padahal sudah suka banget!! Sampai saya pikir, apa dipaksain aja ya? Tapi nanti percuma juga kalau setiap pulang ke rumah selalu ngeluh karena jauh dan angkotnya lama, pengen punya mobil hehehehe.. nyicil rumah saja masih mikir-mikir, ini nyicil mobil lagi put.

Intermezzo saja nih ya, Sebenernya di Grand Residence ini kenapa bisa murah sih? Jadi perumahan ini adalah salah satu program rumah subsidi dari pemerintah, satpam kantor saya saja naksir sama rumah disini, tapi ya gitu persyaratannya agak gak masuk akal menurut saya. Gini, ini kan rumah subsidi ya, memang DP yang harus dibayar lumayan ringan sekitar 10-15juta, tapi yang saya gak habis pikir ada di persyaratannya, salah dua dari persyaratan itu adalah: minimal gaji pokok untuk pengajuan kredit di perumahan subsidi itu harus 1,8juta. Dan Telah bekerja lebih kurang selama 2 tahun dibuktikan oleh surat keterangan dari perusahaan tempat bekerja.
kok saya bisa tahu? Satpam saya sudah Tanya-tanya soalnya, nah kalau persyaratannya kayak gini kan saya jadi bingung sendiri apa maksudnya pemerintah kasih judul “Rumah Subsidi” tapi persyaratannya malah buat karyawan kantoran. Terus buruh-buruh yang kerja di pabrik gitu gimana nasibnya? Gaji pokok mereka saja gak sampai 1,5juta! Satpam saya saja mundur karena gaji pokok dia gak masuk persyaratan, apa mereka yang golongan buruh, satpam, supir gak punya hak untuk punya rumah atas nama mereka sendiri? Harus seumur hidup tinggal di rumah petakan gitu ya? Yang bayar perbulannya 500rb? Ya daripada 500rb buat bayar kontrakan, mending 500rb nya buat cicil rumah kan? dengan cicilan rumah subsidi yang LT 60M2 itu sekitar Rp. 550.000,- masih masuk akal banget kan?

ini yang paling kecil LT 60M2

Tapi yang gak masuk akal persyaratan di awalnya itu loh, gak heran demo buruh kemarin yang sampai blokir Jalan Tol itu diikuti oleh ribuan buruh, mereka Cuma nuntut gaji pokok yang sesuai sama keadaan, mungkin salah satunya biar bisa nyicil rumah.

Kembali ke perjalanan kami mencari rumah…

Akhirnya sampai sekarang kita belum berani untuk liat-liat rumah lagi, banyak pertimbangan yang harus diperhitungkan. Sejauh ini sih rumah mama saya yang cukup strategis, *walaupun kata AFR jauh, dia pakai perhitungan jarak tempuh di Malang sih.. hehhehe..* rumah sakit di depan jalan persis, jalan kaki sekitar 15 menit, sudah gitu dokter kandungan saya juga praktik di RS itu lagi, mau ke RS langganan tinggal naik motor 15 menit, angkot bisa lewat mana saja, mau ke Tol Timur bisa, lewat tol Grand Wisata juga bisa. Masih banyak pohon! (iyalah put kan di kampung), deket pasar malem sama pasar pagi juga. Bahagia deh.. tapi masa seumur hidup mau tinggal sama orangtua sih?! Ya nggaklah.. makanya kita masih berusaha nemuin rumah yang cukup strategis (angkutan umumnya, deket masjid, lingkungan bersih, dan yang penting harga masuk akal). 
Harga rumah sekarang makin gak masuk akal sih! Kemarin terakhir Tanya ada rumah LB 36M2, LT 75M2 dikasih harganya Rp 280 juta masa.

buat yang sama-sama lagi cari rumah semoga cepet dapet yang sesuai keinginan ya, gimanapun Baiti Jannati “Rumahku Surgaku” mau seenak apapun rumah orangtua Insya Allah lebih enak rumah sendiri, dan Alhamdulillah marjin Bank Syariah turun jadi 9% atau setara 4,83% di Bank Konvensional. Ayo deh, yang sudah ada rejeki buruan dibangun surga buat keluarganya.. :)
eh, doain kami cepet dapet juga ya.. ^^

January 29, 2012

Abaya or Maxi Dress, Which one is ur style?


Its Weekend!! What a terrible day yesterday.. fiuuhh!!

Bdw, beberapa waktu lalu ada statement di satu status facebook temen saya, yang bilang kalau Maxi Dress adalah bahasa Gaul dari Abaya. Mungkin banyak orang yang berfikir seperti itu, tapi sebenernya kalau diliat-liat lagi, 2 item fashion itu seperti “Serupa tapi tak sama”.. 
dari segi culture udah beda banget soalnya..
Nah, Alhamdulillahnya setelah ngubek-ngubek beberapa artikel, dan luntang-lantung di Internet. Akhirnya saya mendapatkan jawaban mengenai Abaya dan Maxi Dress.. *kalau ada yang mau nambahin atau ngeralat boleh loh* blog ini terbuka untuk umum.. :)

Here we go…

Based on Wikipedia, Abaya adalah pakaian tradisional yang berasal dari daerah semenanjung Arab dan biasa dikenakan oleh para wanita muslim dunia, termasuk Turki,dan Afrika Utara. Abaya sendiri kadang disebut juga sebagai Aba, sebuah kain sederhana yang longgar hampir menyerupai Jubah, berbentuk segi empat dan tersampir mulai dari bahu hingga menutupi seluruh tubuh. Ada yang menggunakannya hingga menutupi kepala, atau ditambahkan cadar. Kalau Abaya sangat dipengaruhi oleh budaya Arab dan banyak digunakan oleh para wanita muslim, karena orang terbiasa melihat abaya yang identik dengan warna gelap, jadinya berfikir abaya gak bisa sytlish y.. kaftan yang skrg lagi trend itu, termasuk dari modifiksi abaya.. berbeda halnya dengan Maxi Dress..
Maxi Dress adalah gaun panjang, dapat digunakan ketika acara Informal maupun Formal, terinspirasi oleh budaya Bohemian, maxi dress memiliki ratusan desain yang berbeda, beberapa disesuaikan oleh wanita yang lebih tua, beberapa cocok digunakan oleh gadis remaja. Ciri utama Maxi Dress adalah, mulai melebar melalu bagian tengah dada. Jadi sangat berbeda dengan abaya ya.  Pada umumnya Maxi Dress digunakan oleh para wanita hamil, mungkin untuk menyamarkan perut buncit mereka. Kalau blogger perhatiin artis-artis Hollywood yang sedang hamil, dan mereka datang ke red carpet. Umumnya model gaun yang mereka pilih adalah maxi dress. 

Nah, udah mulai jelas perbedaannya kan? Kedua item fashion ini cocok banget digunakan buat para perempuan berhijab, selain mampu menyamarkan bentuk tubuh, bentuk mereka yang melebar juga gak bikin ribet buat jalan..

Ada beberapa alasan kenapa setiap perempuan minimal harus punya 1 maxi dress: 

Maxi dress dapat meng cover bagian “bawah” tubuh kita, cocok banget nih buat yang pinggul atau bokongnya besar. Ntah gimana, kalau orang gemuk/berisi pakai maxi dress yang ada tubuh mereka jadi keliatan sensual banget, kalau dulu kan stereotype perempuan sexy itu adalah yang memiliki body berisi macam dewi yunani, nah ini hasil yang akan didapat kalau orang gemuk/ berisi pakai maxi dress.. they will look like a goddess.. hehehhehe.. 

hal yang sama juga berlaku buat cewek kurus, kalau ada anggapan cewek kurus pakai dress akan “tenggelam” ini gak berlaku di Maxi dress, mereka akan kelihatan berisi, terutama di bagian “atas”. 

Cocok buat orang pendek maupun orang tinggi, tinggal disesuaikan aja sama motif dan bahannya. 

Ibu Hamil, ini gaun wajib yang harus kalian punya! Bagian bawahnya yang longgar gak akan bikin sesek, takut kelihatan bulat? Pilih bahan yang loose, jatuhnya sexy di badan. Karena maxi dress biasanya model tali, tali itu bisa disesuaikan sesuai dengan bentuk payudara, Maxi dress cocok di SEGALA SUASANA. Gak percaya? Saya lebaran pakai maxi dress loh.. jahit sendiri sama bude, tinggal pilih bahan sama warna yang pas buat suasananya, kamu bisa nemuin maxi dress dimana aja…. Dengan motif dan bahan yang macem”.. dan bisa dimatching in sm item fashion apapun, jacket jens, blazer,loose cardy, anything, dan terakhir maxi dress terlihat bagus dengan alas kaki apapun.. flipflop, flats,heels, ankle boots.. etc

Here’s abaya in style:


traditional abaya in modern way

 
  abaya modifikasi indonesia    malaysian singer in abaya




And this is how we wear a maxi dress: 

ciri utama maxi dress: mulai melebar di bagian bawah dada 




maxi dress in many pattern, material, and color ^^

maxi dress in a moslem way





tie dye maxi in aisha amin style

maxi mix blazer
maxi in preggy lady, lovely








naaahhh.. semoga udah jelas ya bedanya Abaya dan Maxi dress apa.. jujur kalau saya gak pede pakai abaya, khawatir keliatan kurusss.. kan mulai dari bahu sampai kaki modelnya loose gitu tanpa potongan.. :) makanya saya lebih suka pakai maxi.. hehehhee..

the last: makasih ya untuk yang udah bikin status... saya jadi dapet inspirasi.. :) Alhamdulillaahhh.


source: http://aishah-amin-the-hijab-diaries.blogspot.com/ *for some pict..*