November 26, 2013

EdukASI

“Education is the most powerful
weapon which you can use to change
the world.” (Nelson Mandela)

Mengacu ke qoute nya Nelson Mandela diatas, gw setuju banget kalau pendidikan itu bener-bener penting. Entah kaya atau miskin, tua muda semua harus selalu belajar dan mendapat pendidikan.
gak harus di sekolah kok, bisa dari mana aja. Termasuk pendidikan tentang betapa pentingnya gizi anak dimulai dari ASI.

Beberapa minggu ini, saya ke kantor bareng adik saya dengan motor, otomatis gak lewat tol dong ya.. dan lebih sering lewat daerah pemukiman dan pasar. selayaknya ibu-ibu di Indonesia yang sepertinya punya jadwal "Pagi itu harus ke pasar", jadi seringlah saya melihat para ibu sambil gendong bayi jalan-jalan ke pasar..
;))
gak sekali-dua kali saya ngeliat para ibu itu sambil bawa botol susu juga, penuh hampir 150ml kali isinya.. saya jadi penasaran, susu sebanyak itu Asip atau sufor ya? dan jadi keinget, curhatan OB tahun 2011 lalu.

OB pengganti ini perempuan, anaknya sudah 2 dan kebetulan ada yang masih bayi. dia cerita kalau gajinya sekarang habis untuk beli susu formula, karena harus kerja dari pagi sampai sore, cuma kakaknya yang dapat Asix karena kebetulan dulu dia belum bekerja.
Sempet di saranin sama temen saya agar Asi nya di perah saja, tapi dia bingung bagaimana cara perahnya, di taruh dimana nanti, dan kalau anak mau minum harus diapakan. Belum masalah mitos-mitos tentang Asi basi dan Asi yang rasanya hambar. . akhirnya sufor dijadikan jalan keluar.

Dan jadi inget juga crita temen kuliahnya mas fahmi, yang bisa menghabiskan lebih dari Rp 1jt/bln untuk susu formula, karena menurut temennya itu Asi istrinya sedikit.

Dan jadi inget lagi tentang ceritanya salah seorang artis kita yang gak bisa kasih ASI karena sama sekali gak keluar cairan apapun dari PD nya, yang setelah di cek memang ada jaringan di payudaranya dia yang tidak berkembang dengan sempurna.

Dari beragam cerita dan pemandangan itu betapa pentingnya pendidikan tentang ASI, asi yang seharusnya menjadi hal yang "umum dan turun temurun" *perempuan itu sudah hamil dari jaman baheula kan ya? dikasih payudaranya juga mulai dari janin kan?* lantas kenapa Asi sekarang jadi hal yang spesial? hal yang sulit dilakukan? kemakan iklan sufor kah kita? atau saking banyaknya mitos yang beredar? atau mungkin sudah berubah pandangan tentang tugas dan kewajiban seorang ibu?
apapun itu terus belajar, cari tahu, berjuang untuk sesuatu yang sepertinya biasa tetapi berefek luar biasa.. :))

#Semangat ngASIh ilmu yuk!!

November 12, 2013

Besar di Jalan

"Besar di Jalan" dulu mama selalu bilang kayak gini ke anak-anaknya, kenapa? ya karena kami dari kecil sudah sering di bawa kemana-mana, jarak dari rumah ke sekolah pun lebih dari
20 km,jadilah saya hampir selalu sarapan di mobil jemputan. Times goes flies..
 
Mulai dari positif hamil, Omar sudah harus berhadapan sama rieuweuhnya jalanan Bekasi dan Jakarta,  Jarak antara RS dan rumah itu sudah lebih dari 30km, dan itu harus dilakukan sebulan sekali, kenapa saya pilih RS yang jauh dari rumah? karena RS ini deket banget dengan kantor saya di Matraman, tepatnya di RS Tambak Manggarai, in case kalau ada apa-apa di kantor saya bisa langsung in rush ke sana, maklumlah menghabiskan 5 hari dari 7 hari di kantor, makanya saya merasa lebih aman selama kontrol kehamilan ini pilih RS deket kantor.

Di usia kehamilan 12wk Omar kejebak banjir tahunan jakarta, stuck di commuter line dari jam 7 pagi dan baru bisa sampai rumah jam 2 siang, itupun harus  ngelewatin banjir yang selutut. :| *Ibunya nyeker aja gitu*. Sebelum babybump tampak jelas, mau gak mau kita harus selalu berdiri di commuter dan bus sambil terus berusaha biar gak kegencet dan dapet oksigen. PP naik motor sudah jadi langganan buat Omar selama di dalem perut ibu. :')

Usia 20wk, Rencana mau memiliki babymoon yang nyaman malah berakhir di Kereta Ekonomi Jakarta-Malang dan perjalanan pulang pergi pula. rasanya? AC nya terbukti dingin kok, dan cuma sakit punggung sedikit, plus keram kaki. :))
 
+/- Usia 30wk, Ibu jatuh dari motor, karena berusaha menghindari truck dan terlalu mepet dengan bahu jalan, walaupun gak ada luka tapi sempet bikin deg-degan karena mendadak gak ada gerakan janin, bolak-balik ngelus perut biar Omar gerak lagi, Alhamdulillah Omar ternyata cuma shock sesaat, siangnya udah kembali grasak-grusuk.

Lupa sudah berapa kali kami berdua kehujanan di motor, terakhir, malam sebelum lahiran, 40wk+2days, berangkat kontrol dengan mio kesayangan.
 
Sepanjang hamil banyak yang bilang, "haduuhh.. lagi hamil jangan duduk ngangkangdi motor", "Jangan lari-larian ngejar kereta..", "hati-hati nanti pendarahan loh.." dll Bukan, bukan ibu sok tau atau gak mau nurut, tapi memang kita harus beradaptasi dengan kondisi ya nak.
 
Berlanjut sampai Omar lahir, seminggu setelah lahir, Omar perdana naik motor untuk imunisasi. deg-degannya luar biasa, bayangin saya gendong newborn dengan kain jarik, Alhamdulillah selamat sampai RS, usia 2 minggu, Omar melihat rumahnya sendiri untuk pertama kalinya, menemani ayah nukang sampai maghrib.

Usia 3 minggu, Lotte Shopping Avenue Jadi Mall pertamanya Omar dan dilanjutkan keesokan harinya dengan mengantarkan uti malang ke stasiun, lanjut kuliling kota tua dengan Ayah dan Ibu. :))





Kelihatan kan perut saya yang masih buncit?

 
2 bulan, kita ke Bandung naik bus ya nak..

Kemarin kata ayah kita sudah menempuh jarak +/- 80km, keliling jakarta mulai dari pameran motor sampai ke ITC Kuningan dengan motor revonya akung, dan kamu Omar, masih tetap aktif seperti di dalem perut dulu.

Dear Omar, mungkin kamu akan besar di jalan, gak selalu nyaman di dalam mobil. Kapan-kapan kita akan pergi jalan-jalan naik bus kota,kamu akan bisa melihat dan belajar banyak hal, waktunya? nanti kalau kamu sudah paham kapan harus menutup hidung. ;)
 
Yang kuat Omar, karena kamu anak laki-laki pertama kami. :*