Judulnya Vulgar!! No it’s Just a tittle,
Saya dan AFR sudah menikah kurang lebih 1 tahun 8 Bulan,
tapi di tahun pertama pernikahan, kami sempat menjalani LDM alias Long Distance
Married. Baru sekitar 7 Bulan kami benar-benar hidup bersama setiap hari,
selama menjalani LDM komunikasi hanya sebatas Whatsapp , SMS, dan Telpon
1x/minggu, tidak jauh berbeda lah dengan orang pacaran LDR, bedanya kami sudah
sah saja, jadi bisa santai bahas “apapun” yang kami mau. Hehhehee… memang dari
segi komunikasi banyak orang yang menganggap kami “pelit” tapi kami berdua
cukup enjoy menjalani bentuk komunikasi seperti itu, toh saya juga bekerja jadi
agak sulit kalau kami melakukan hubungan telepon setiap hari atau bahkan
beberapa jam per hari.
Dan ketika mulai hidup bersama saya berharap komunikasi kami
bisa lebih intens, karena pasti akan lebih sering bertemu secara fisik dong ya,
tapi pada kenyataan masih lumayan sulit memiliki suatu bentuk komunikasi yang
rutin dan eksklusif untuk kami berdua. Saya selalu berfikiran saat sarapan bisa
menjadi moment kami bertukar cerita, tapi pada kenyataannya itu tidak dapat
dilakukan, hampir setiap pagi kami selalu terburu-buru untuk berangkat ke
kantor, maklum rumah pinggir kota, kami harus rela berkejar-kejaran dengan waktu
agar bisa sampai di kantor ontime. Selain itu AFR bukan tipe orang yang harus
sarapan lengkap, terkadang dia cukup minum susu dan sedikit camilan sementara
saya adalah tipe orang yang butuh sarapan lengkap, jadi dapat dibayangkan
ketika dia sudah siap-siap berangkat ke kantor, saya masih berkutat dengan
sarapan.
Banyak pasangan yang memanfaatkan waktu perjalanan ke kantor sebagai
ajang bertukar cerita, saya dan AFR tidak bisa juga menggunakan cara seperti
itu, kantor kami tidak searah sekalipun kami bisa berangkat bersama hanya
sebatas tempat pemberhentian Bus, setelah itu kami harus pisah jalan. Kami juga
bukan orang yang biasa chatting di internet maupun via handphone, dari sisi
saya pribadi rasanya tidak etis saja di tengah-tengah suasana kerja malah asyik
mengobrol tentang hal pribadi dengan pasangan, saya pun tahu load kerja AFR
tidak memungkinkan hal seperti itu.
Satu-satunya kesempatan emas kami adalah “Our Bed Scenes”
yes hanya di malam hari lah dan di tempat tidur lah kami bisa memulai bertukar
cerita, tentang kegiatan harian kami, atau sesuatu yang unik yang kami temui di
luar sana. Saya cukup bersyukur kami memiliki waktu malam, walaupun gak bisa
bohong juga rasanya kalau kepala sudah menyentuh bantal tuh susah untuk tidak
langsung tutup mata, apalagi AFR biasanya masih sibuk dengan gadgetnya.
Sebenarnya ini yang kadang masih membuat saya kesal, memang saya juga suka menggenggam
gadget saya ketika sudah naik tempat tidur, tapi bener loh akhir-akhir ini saya
berusaha banget untuk mengurangi kebiasaan itu, saya berfikir, saya butuh satu waktu eksklusif hanya untuk
saya dan AFR tanpa ada orang ketiga,keempat,kelima atau gadget-gadget diantara
kami. Alhamdulillah tidak ada televisi di dalam kamar kami, jadi setidak-tidaknya
saingan saya hanya gadgetnya saja lah .. hehehhe..
Memang sih sampai sekarang kami belum ada pembicaraan
tentang benda apa saja yang boleh dibawa ke atas tempat tidur, karena saya suka
mangkel juga kalau tiba-tiba AFR bawa camilan, dan asyik makan di tempat tidur.
*Eh saya gitu juga gak ya?* intinya, I always miss him a lot! Dan pengen ketika
kami bisa berdua tuh gak ada hal apapun yang menganggu, dan ingin punya satu
waktu rutin dimana kami bisa berbagi cerita apapun yang kami mau..