December 23, 2013

Ketika Terjadi Mispersepsi

" Guru saya bilang bahwa
sebetulnya kita ini mestinya
belajar cara ngomong asertif.
Syaratnya ialah menyampaikan
argumentasi dengan berdasarkan
data. Dan harus ada empati
terhadap teman bicara. Artinya
kalau mau bilang "tidak" kepada
lawan bicaranya, harus
pertimbangkan gimana kira-kira
reaksi sang teman bicara kalau
kita menolak permintaannya". 

Poin terakhir ini yang susah..

Jadi antara logika dan hati harus balance, nah berhubung dewasa ini orang seringnya berhubungan via "alat bantu komunikasi" kadang tulisan yang terlalu lurus gak pake basa-basi kesannya jadi marah atau merintah, tulisan yang banyak kata-kata manisnya dianggap penjilat, alhasil belum apa-apa sudah buruk sangka duluan, dan membuat persepsi yang bermacam-macam.

Belum lagi kalau acara komunikasi pakai pihak ketiga, misal si A ini pengen biar si C ngelakuin sesuatu, tapi si A gak mau ngomong langsung ke si C, minta tolonglah ke si B, ketika terjadi kesalahpahaman kedua belah pihak entah bagaimana langsung mempertanyakan ke si B yang notabene adalah messenger, macam benang kusut saja jadinya.

*hayoo kira" saya ada di posisi yang mana? hehehee..