Assalamualaikum..
Yes Long Distance Married alias hubungan pernikahan yang berjauhan, saya sudah hampir setahun dari pertama menikah menjalani
LDM, dan banyak, banyak tanggapan negative berkaitan dengan jalan yang saya
pilih ini, pernah
waktu itu membaca komentar teman perempuannya mas fahmi, dia bilang: "kewajiban utama
seorang istri setelah menikah itu adalah melayani suami dimanapun dia berada,
dengan kata lain mengikuti kemanapun suami pergi. Dia bahkan sampai resign dari
pekerjaannya".
Ada juga temen sendiri yang
bilang, “gw mah kemanapun suami pergi kudu ikut, gak peduli sama kerjaan,
kerjaan bisa dicari dimananpun, tapi pengabdian seorang istri itu yang Utama”
Ada lagi yang bilang, pas
liat suami dirawat di RS karena kecapean bolak-balik tempat kerjaan yang beda
kota sama rumah, akhirnya saya memutuskan buat resign aja dan pilih ngontrak di
daerah kerja suami".
“…istri itu bisa kerja di
rumah, berwirausaha, dagang dan ngikutin perkembangan anak, nyari duit bisa
dari mana aja, lagipula pintu-pintu rejeki itu paling banyak dari berdagang”
“…pantes gak hamil-hamil, lah
gimana mau hamil orang ketemu suami aja jarang?”
“…kok kuat sih? Emang gak
kangen ya? Kalau aku yah mbak udah nangis setiap malem karena kesepian kali..” Dst… dst.. dst… Hehehehhehe… memang sebagai
manusia itu paling gampang adalah: menggunakan sudut pandang pribadi untuk
menilai suatu kondisi dari seseorang.
Kalau kata salah satu sahabat
saya, “salah satu cara gw nyelesaian atau ngeliat suatu masalah adalah bukan diliat
dari suatu sudut pandang tertentu, ibarat kalau masalah itu adalah lingkaran,
gw akan keluar dari lingkaran itu, jadi gw bisa liat dari semua sisi”, dia
bilang ini waktu kita SMA.
Berkaitan dengan keputusan saya untuk LDM, ini bukan semata-mata keputusan yang gampang. Ngedenger pasangan bilang kangen itu bukan suatu hal yang mudah, Bukan saya ngejar karir, bukan pula saya gak percaya sama rejeki dari Allah.
Pasangan saya itu bekerja di salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pembangunan, kantor pusatnya terletak di salah satu daerah teramai di Ibukota, biang macet! Pernah saya bilang ke dia, mungkin gak sih proyekmu ada di tengah kota, dan dia jawab, mungkin Saja tapi gak ada sensasinya, rata-rata proyek di tengah kota terlalu simple.
Sekarang dia sedang mengerjakan proyek Boiler di salah satu daerah di Jawa, keluhannya banyak, mulai dari : jauh dari saya, system management yang kurang terkoordinir, sampe masalah kesetaraan gaji. Tapi entah kenapa, saya tau diseret pulang pun dia gak akan mau ngelepasin proyek itu, tanpa dia sadari dia sayang dengan proyek boiler itu, walaupun dia bolak-balik pengen resign, tapi dia selalu semangat ngejelasin setiap saya tanya perkembangan boilernya.
Kalau sesuatu yang kalian
bangun mulai dari 0, dimulai dari tanah kosong dan sekarang sudah menjadi
bentuk pabrik lengkap dengan Boiler yang kalian pelajari, susun, rakit, siang-malem
apa mungkin kalian gak sayang? Saya gak pernah terima kalau ada orang yang bilang, mas fahmi Lebih pilih kerjaannya dan susah cari waktu buat saya. Atau sebaliknya.
Pekerjaan saya bukan nyawa
saya, iya saya bisa mencari pekerjaan lain sepanjang saya mengikuti AFR dimanapun
proyeknya. Tapi apa ada kerjaan kantor yang menerima karyawan, baru setahun
masuk terus resign karena proyek suaminya sudah selesai, terus pindah kota dan
apply lagi di tempat baru. Kemungkinan itu selalu ada, tapi saya belum berani
untuk gambling.
Ninggalin kerjaan kantor sepenuhnya?
Selesai
saya lulus S1, saya janji ke diri saya sendiri, dan doa saya setiap hari adalah
Saya Bisa membiayai Kuliah adik saya sampai selesai. Sebelum saya memutuskan
untuk menikah hal itu juga yang selalu saya katakan berulang-ulang ke pasangan
saya. Apa ada yang salah dengan
janji seorang kakak untuk ngebiayain kuliah adiknya? Gak, gak ada yang salah.
Apa salah jika seorang istri
tinggal berjauhan dari suami nya dan gak bisa ngelayanin dengan baik? Rata-rata
akan bilang, itu salah! Sebagian lagi ada yang bilang, ya tergantung suaminya.
Kayaknya dulu saya inget deh,
waktu saya nonton Ketika Cinta Bertasbih kalau gak salah, si pemeran wanitanya
minta syarat sebelum menikah, kalau dia mau tetap tinggal di dekat orang tuanya
dan calon suami menyetujui. Saya sih gak minta syarat itu, tapi ternyata boleh
kalau seorang wanita meminta syarat seperti itu kepada pasangannya.
Alasan lain kenapa saya belum
bisa mengikuti pasangan, kemarin dia cerita, salah satu temen kantornya bawa
keluarga buat tinggal di deket proyek, enak sih bisa deket sama keluarga, tapi
yang jadi masalah anak mereka yang masih balita gak punya temen main, alhasil
si bapaknya membelikan dia tablet untuk si anak sebagai pengganti temen main.
Can u imagine, balita dengan tablet? saya jelas nggak! Emang di Jakarta gak ada
balita main tablet? Huaaaa… banyak!! Kalau itu mah menurut saya emang
orangtuanya saja yang keterlaluan.
Lantas kenapa kamu gak
berdagang saja sih put?
Menurut
saya pribadi, berwirausaha atau berdagang itu selain butuh tekad, panggilan
jiwa, juga passion, apa kerja kantoran gak butuh semangat atau tekad atau
passion? Nah! Semua kerjaan itu baik itu wirausaha, atau kantoran pasti butuh
semangat, tekad, dan passion. Yang jadi masalah adalah, saya masih menikmati
pekerjaan di kantor. Saya masih ikhlas menjalani hari-hari saya sebagai seorang
karyawan. Sebut saya pengecut, berpikiran sempit, gak punya mimpi dll deh..
tapi menurut saya menjalani pekerjaan sebagai orang kantoran, dan memberikan seluruh
kemampuan kita dengan ikhlas itu lebih baik, daripada seorang pekerja yang
selalu ngeluh baik itu dia berwirausaha maupun karyawan.
Dan dari gaji saya sebagai
karyawan inilah saya bisa menabung untuk biaya kuliah adik saya. Saya tahu saya
belum mampu menjalani peran saya sebagai seorang istri yang sempurna untuk pasangan,
tapi saya juga gak punya hati untuk merengek-rengek meminta dia berhenti
mengejar mimpi-mimpinya. Dia bahkan masih punya impian untuk bekerja di Kilang,
berkali-kali dipanggil untuk tes tapi masih belum punya waktu buat hadir.. :’(
Apa nasib lo put kalau Mas Fahmi
kerja di site?
Nah!
Saya malah Alhamdulillah.. kalau mas fahmi di site kan biasanya dia akan ditempatkan
untuk jangka waktu yang lama gak cuma setahun/2 tahun, jadi saya Insya Allah
ikuuutttttttt.. hehehhhee.. kan saya bisa tuh minta penempatan di lokasi yang
sama jadi saya gak harus resign dan tetep bisa nabung untuk biaya kuliah adik
saya. :D
Menurut saya, kondisi saya
masih lebih baik, istilahnya saya masih “single” belum memiliki buah hati,
salah satu perempuan yang membuat saya kagum adalah mantan BM saya sendiri,
ketika dia hamil anak ketiga, suaminya sedang melanjutkan sekolah S3 di paris.
Anaknya yang paling tua masih berumur 6 tahun dan yang kedua umur 4 tahun,
sehari-hari dia kerja dan jarak tempuhnya adalah Bogor-Jakarta, memang dapet
supir dari kantor. Dia cerita mulai dari dia positive hamil anak ke 3, sampai
melahirkan jauh dari suami, suaminya cuma BBM waktu dia melahirkan untuk
memberikan nama, dan dia juga bilang dari ketiga anaknya yang proses melahirkan
ditungguin oleh suami cuma anak pertamanya saja.
Apa dia mengeluh? Dia bilang.
Saya pengen banget bisa resign dan ikut suami tapi saya masih memiliki
tanggungjawab sebagai seorang BM, dan saya juga tidak mau di cap sebagai
seorang istri yang menghalangi cita-cita suami dengan ngelarang dia sekolah S3
di luar. Dia bilang Khadijah saja tidak mengeluh ketika berjauhan dengan
Muhammad berbulan-bulan dengan keadaan yang tidak pasti ketika Nabi Hijrah,
sementara saya masih bisa BBMan, telepon, Skype, apa yang harus saya keluhkan?
Kalau
ada orang yang setelah baca tulisan ini bilang saya kerja cuma buat materi, gak
apa-apa kok.. negara kita menjamin kebebasan setiap warganya untuk mengeluarkan
pendapat baik lisan maupun tulisan. Saya juga gak minta pembenaran apapun. Saya
cuma sedih aja ketika ada orang yang men-judge sesuatu padahal dia belum paham atau
tidak tahu motif di balik tindakan itu *saya juga mungkin seperti itu, dan
semoga bisa belajar untuk menguranginya*. Makanya para hakim selalu menggunakan
asas praduga tak bersalah sebelum dia mendengar kesaksian dari setiap kasus.
Hehehehhehe…
Afterall, saya mohon doa nya
saja semoga bisa menjalani kehidupan pernikahan yang normal ketemu pasangan
setiap hari, dan bisa Menuhin cita-cita kita baik sebagai seorang individu
maupun pasangan, terserah mau tinggal di kota mana.. oh iya, semoga mas fahmi bisa
kerja di site sesuai cita-cita dia..hehehehhe aamiiinnnnn!!!!
PS: I LOVE YOU. *wink* -PHS
No comments:
Post a Comment