Pertama kali
tahu saya positif hamil *actually we found it together* jongkok bareng di dalem
kamar mandi merhatiin testpack, dan ketika si TP itu mulai menunjukan dua garis
samar, saya pribadi merasa deg-deg an banget! Sejujurnya saya berharap reaksi
AFR akan sedikit drama gitu, maklum saya kan agak-agak drama Queen ya.. entah
itu berharap dia berkaca-kaca atau tiba-tiba ngegendong saya. Huehehehe… tapi
reaksi dia “hanya” merangkul saya sambil berbisik dan sedikit mengecup pelipis
saya. Walaupun saya tahu kalau dia aslinya sih bahagia banget.
AFR memang gak se ekspresif saya sih, dia itu cenderung cuek dan pendiam. Nah, karena sifatnya itu lah kadang membuat saya bertanya-tanya, “nanti dia jadi Ayah yang seperti apa ya untuk anak kami?” karena berdasarkan cerita-cerita dia ketika masih kecil, hampir seluruh kebutuhannya ibunya yang mengatur dan mengurus, jarang dia berinteraksi dengan bapaknya. Sementara saya? Wah jangan ditanya, hampir seluruh orang di lingkungan kami mengetahui bahwa saya adalah “Daddy’s little princess” bahkan mama saya pun mengakui hal itu, dan ketika saya beranjak remaja hingga detik-detik saya akan menjadi istri orang, papa masih mengantar saya kemanapun saya ingin pergi. Ya, sekuat itu lah bonding saya dengan papa. Jika ada yang mengatakan kalau ikatan antara “Ibu dan Anak” terjadi secara misterius dan koneksi mereka terjalin secara alami berbeda halnya dengan ikatan “Bapak dan Anak”, mereka harus dibentuk sedari dini.
Buat saya
orangtua itu panutan, keduanya memiliki andil yang sama besar, tapi saya setuju
jika ada yang berkata peran seorang Ayah dapat membentuk anak menjadi lebih
berani, lebih percaya diri, lebih kuat, dan untuk seorang perempuan kehadiran
figur ayah yang baik sedikit banyak akan memberi andil bagi mereka dalam
memilih calon suami nanti.
Karena itu
lah mulai dari awal hamil saya semangat untuk membantu AFR membangun bonding
dengan anak kami nanti, saya ingat ketika waktu trimester pertama AFR lupa
berapa ukuran kandungan saya, saya mikirnya “duh, kok gak perhatian banget sih!” dan ketika saya mulai
searching segala informasi mengenai tumbuh-kembang janin saya berusaha untuk
melibatkan dia, walaupun saya tahu dia cuek tapi diam-diam setiap kali kami
kontrol rutin bulanan AFR sudah menyiapkan list pertanyaan untuk dokter
kandungan kami. *kalau saya mesti lupa apa yang harus saya tanyakan*
Selesai trimester pertama, saya sengaja membelikan AFR buku Catatan Ayah ASI.
Ya, saya memang bercita-cita ingin memberikan anak kami ASI ekslusif untuk 6 bulan pertama, dilanjutkan dengan MPASI Homemade dan ASI penuh hingga anak kami berusia dua tahun. Saya tidak tahu saya mampu atau tidak, makanya saya berusaha mencari dukungan sebanyak mungkin. Saya tidak perlu meragukan mama, karena beliau pun memberikan ASI penuh untuk anak-anaknya jadi saya yakin dia akan berada di kubu saya, yang saya khawatirkan justru masa-masa persalinan di RS seandainya saya tidak mendapat RS yang pro ASI, dan orang-orang di sekitar kami. Karena itu saya ingin AFR yang bertindak sebagai pelindung saya.. ;)
Saya kaget
waktu saya melihat AFR benar-benar serius membaca buku itu, ketika dia mencoba
mencari tahu tentang apa itu colostrum, IMD, manajemen untuk ASI Perah, cara
menghindari bayi dari bingung puting, dan bagaimana cara mengatasi stress pada
ibu menyusui. Ya, AFR mempelajari itu semua, hingga dia mampu mengeluarkan
kalimat yang membuat saya senyum-senyum dan sedikit menganga saat mendengarnya “nanti aku mau belajar kasih ASI dedek
pakai pipet aja, kalau pakai dot takut dia bingung puting” begitu juga
ketika dia mulai belajar mencari tahu apakah kulkas 2 pintu lebih baik dari
kulkas 1 pintu untuk penyimpanan ASIP, ketika dia mulai mengumpulkan botol kaca
U C 1000 sebagai wadah untuk ASI. Hal-hal kecil itu indah banget menurut saya..
Saya ingat
ketika kita pertama kali hunting RS untuk persalinan, ini beberapa pertanyaan
yang dilontarkan AFR:
- apakah ibu dan anak bisa rooming?
- RS ini pro ASI dan IMD atau tidak?
- Dan jika terjadi tindakan darurat berkaitan dengan pemberian susu formula apakah orangtua akan dimintai surat persetujuan?
- RS ini pro normal atau caesar?
- Perbedaan normal dengan ILA dan normal tanpa ILA?
- Jika melahirkan caesar siapa anggota keluarga yang bisa menemani?
Jika
suami-suami lain akan langsung straight to the point hanya menanyakan masalah
keuangannya saja, suami saya justru sebaliknya, dia ingin tahu detail.
Pertanyaan – pertanyaan itu indah banget menurut saya..
Ketika saya iseng-iseng ngajakin AFR ke seminar parenting, kehamilan, mempersiapkan persalinan dan menyambut kelahiran bayi baru. Dia langsung setuju! Huehehehe.. bahkan dia pun tanpa ragu ikut kelas hypnobirthing yang sempet diadain di seminar itu. Dan di kelas praktik memandikan bayi si AFR diam-diam membuat catatan barang-barang apa saja yang wajib dibeli, walaupun masih malu sih waktu disuruh maju ke depan buat ikutan praktik langsung. ;p
Hal
indah lainnya ketika AFR mulai ngobrol dengan perut saya, dia ngelakuin itu
setiap malam mulai dari malam pertama saya merasakan bayi kami mulai “bergerak”,
sejujurnya saya gak ngerti apa yang dia omongin, lebih banyak bisik-bisiknya,
tapi bayi ini lucu entah kenapa saya merasakan kalau dia lebih “pro” ke ayahnya
daripada ke ibunya, walaupun agak-agak bete ketika si bayi lebih merespon
panggilan bapaknya, saya bersyukur ikatan ayah dan anak ini semakin kuat. :))
Puncaknya
adalah ketika dia mengingatkan teman kuliahnya yang sedang mempersiapkan
persalinan istrinya untuk tidak lupa dilakukan IMD, si teman ini dengan
polosnya menjawab: apa itu IMD? Dan AFR menjelaskan “IMD adalah Inisiasi
Menyusui Dini” saya berharap si teman ini akan penasaran dan bertanya detail
seperti apa IMD itu, tapi sayang dia malah menjawab: “oh itu istri ku sudah
ngerti kok” , memang sih istrinya sudah ngerti tapi apa gak kasian ya sudah
capek-capek melahirkan dan kita para istri masih harus mengingatkan dokter dan
suster yang membantu persalinan perihal IMD ini? Dari situ saya sepenuhnya
bersyukur, Alhamdulillah Insya Allah saya punya AFR sebagai pelindung saya
nanti di masa persalinan.
That’s how I’m proud of you my dear husband and soon
daddy to be..
No comments:
Post a Comment