April 2, 2013

Our Bed Scenes



Judulnya Vulgar!! No it’s Just a tittle,  

Saya dan AFR sudah menikah kurang lebih 1 tahun 8 Bulan, tapi di tahun pertama pernikahan, kami sempat menjalani LDM alias Long Distance Married. Baru sekitar 7 Bulan kami benar-benar hidup bersama setiap hari, selama menjalani LDM komunikasi hanya sebatas Whatsapp , SMS, dan Telpon 1x/minggu, tidak jauh berbeda lah dengan orang pacaran LDR, bedanya kami sudah sah saja, jadi bisa santai bahas “apapun” yang kami mau. Hehhehee… memang dari segi komunikasi banyak orang yang menganggap kami “pelit” tapi kami berdua cukup enjoy menjalani bentuk komunikasi seperti itu, toh saya juga bekerja jadi agak sulit kalau kami melakukan hubungan telepon setiap hari atau bahkan beberapa jam per hari.

Dan ketika mulai hidup bersama saya berharap komunikasi kami bisa lebih intens, karena pasti akan lebih sering bertemu secara fisik dong ya, tapi pada kenyataan masih lumayan sulit memiliki suatu bentuk komunikasi yang rutin dan eksklusif untuk kami berdua. Saya selalu berfikiran saat sarapan bisa menjadi moment kami bertukar cerita, tapi pada kenyataannya itu tidak dapat dilakukan, hampir setiap pagi kami selalu terburu-buru untuk berangkat ke kantor, maklum rumah pinggir kota, kami harus rela berkejar-kejaran dengan waktu agar bisa sampai di kantor ontime. Selain itu AFR bukan tipe orang yang harus sarapan lengkap, terkadang dia cukup minum susu dan sedikit camilan sementara saya adalah tipe orang yang butuh sarapan lengkap, jadi dapat dibayangkan ketika dia sudah siap-siap berangkat ke kantor, saya masih berkutat dengan sarapan.

Banyak pasangan yang memanfaatkan waktu perjalanan ke kantor sebagai ajang bertukar cerita, saya dan AFR tidak bisa juga menggunakan cara seperti itu, kantor kami tidak searah sekalipun kami bisa berangkat bersama hanya sebatas tempat pemberhentian Bus, setelah itu kami harus pisah jalan. Kami juga bukan orang yang biasa chatting di internet maupun via handphone, dari sisi saya pribadi rasanya tidak etis saja di tengah-tengah suasana kerja malah asyik mengobrol tentang hal pribadi dengan pasangan, saya pun tahu load kerja AFR tidak memungkinkan hal seperti itu.

Satu-satunya kesempatan emas kami adalah “Our Bed Scenes” yes hanya di malam hari lah dan di tempat tidur lah kami bisa memulai bertukar cerita, tentang kegiatan harian kami, atau sesuatu yang unik yang kami temui di luar sana. Saya cukup bersyukur kami memiliki waktu malam, walaupun gak bisa bohong juga rasanya kalau kepala sudah menyentuh bantal tuh susah untuk tidak langsung tutup mata, apalagi AFR biasanya masih sibuk dengan gadgetnya. Sebenarnya ini yang kadang masih membuat saya kesal, memang saya juga suka menggenggam gadget saya ketika sudah naik tempat tidur, tapi bener loh akhir-akhir ini saya berusaha banget untuk mengurangi kebiasaan itu, saya berfikir,  saya butuh satu waktu eksklusif hanya untuk saya dan AFR tanpa ada orang ketiga,keempat,kelima atau gadget-gadget diantara kami. Alhamdulillah tidak ada televisi di dalam kamar kami, jadi setidak-tidaknya saingan saya hanya gadgetnya saja lah .. hehehhe..

Memang sih sampai sekarang kami belum ada pembicaraan tentang benda apa saja yang boleh dibawa ke atas tempat tidur, karena saya suka mangkel juga kalau tiba-tiba AFR bawa camilan, dan asyik makan di tempat tidur. *Eh saya gitu juga gak ya?* intinya, I always miss him a lot! Dan pengen ketika kami bisa berdua tuh gak ada hal apapun yang menganggu, dan ingin punya satu waktu rutin dimana kami bisa berbagi cerita apapun yang kami mau..